
AKURAT.CO Musyawarah Rakyat (Musra) Jateng di Kota Semarang memunculkan beberapa isu strategis. Mengomentari agenda besar yang berlangsung pada Sabtu hingga Minggu (5-6/2/2023) tersebut, pengamat pemerintahan dan politik Universitas Diponegoro (Undip), Prof Dr Turkiantoro menyebutkan, Musra bagian dari cara masyarakat yang akan menentukan pilihan dalam pemilu serentak 2024.
“Ini forum yang bagus. Gelaran ini memperlihatkan tingkat kedewasaan masyarakat dalam demokrasi. Ketika ada orang menyampaikan pandangan dan pendapat menyampaikan sosok pemimpin yang diidamkan. Ini kayak masyarakat lagi menyodorkan menu. Siapa pilih siapa,” ujarnya saat memberikan pernyataan pada Senin 7 Februari 2023.
Meski diakuinya hal ini tidak lepas dari sosok yang ingin didukung untuk menjadi presiden kedepan.
baca juga:
“Selanjutnya ini mesti diuji lebih lanjut pada pertarungan selanjutnya. Ini baru simulasi lah,” tandas Turkiantoro yang juga hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut.
Ia berharap melalui acara ini akan ada catatan besar kebutuhan bangsa ini terhadap calon-calon pemimpin. Apalagi diskusi ini juga memberikan voting elekronik mengenai kriteria calon pemimpin yang diidamkan.
“Fenomena ini menjadi hal yang mesti dipahami dan dimengerti parpol. Karena mereka (Parpol) terjebak dalam aturan yang formal, sementara kandidat itu bisa diolah oleh kelompok, pendukung ataupun relawan. Itu menurut UU Pemilu juga tidak melanggar meskipun spiritnya mirip pemilu,” imbuhnya.
”Toh nantinya nama-nama yang muncul dalam diskusi kemarin harus menggunakan kendaraan politik melalui Parpol. Justru itu ini varian dari demokrasi yang tidak perlu disorot miring,” tambahnya.
Terpisah, Ketua Dewan Pengarah Musra Indonesia Andi Gani Nena Wea menyebut antusiasme relawan dan masyarakat Jateng luar biasa. Andi Gani menyatakan nantinya hasil voting dari relawan akan diumumkan pada puncak Musra yang diperkirakan berlangsung pada pertengahan Maret di Jakarta.
“6 nama capres-cawapres ini nantinya akan kami laporkan ke Presiden Jokowi. Sejauh ini sepanjang Musra 3 besar capres ada nama Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Airlangga Hartarto. Sementara cawapres ada sejumlah nama mulai Mahfud MD, Sandiaga Uno, dan Arsjad Rasjid," katanya.
Sementara itu, usai acara Musra, Ketua Panitia Musra Indonesia, Panel Barus menambahkan sepuluh ribu orang yang hadir melebihi target yang ditetapkan panitia Musra Jateng, sebesar 7 ribu orang. Dalam diskusi ini pihaknya menyambut baik ketertiban peserta musra dan kedewasaan dalam menyampaikan aspirasinya.
Pihaknya juga menyayangkan ketidakhadiran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam Musra XVII Jateng. "Ada 10.000 lebih warga Jateng yang hadir di sini tapi beliau tidak hadir," katanya.
Di lain sisi, Windi selaku ketua Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) Jateng yang mendukung acara Musra, mengatakan bahwa Musra merupakan salah satu alat politik Relawan yang sangat diharapkan menjadi saluran politik rakyat untuk menyampaikan aspirasinya yang belum bisa terakomodir lewat saluran politik yang ada saat ini seperti partai politik.
"Aspirasi itu berupa persoalan-persoalan yang dihadapi rakyat sehari-hari dan solusinya yang asli dari rakyat. Juga aspirasi tentang keinginan rakyat untuk pemimpin ke depannya yang mampu membawa kepentingan rakyat secara utuh dan melanjutkan role model kepemimpinan Pak Jokowi sepenuhnya," ungkapnya.
Sebagai inisiator Musra, Windi berharap forum besar ini mampu menjadi kesimpulan dari kebuntuan-kebuntuan manuver elit politik tentang calon Presiden.
"JAMAN sebagai salah satunya inisiator Musra tentunya mempunyai harapan melalui Musra ini tidak melenceng dari harapan. JAMAN di seluruh Indonesia di 37 Propinsi dan 286 kota / kabupaten meskipun mempunyai saluran politik sendiri dengan menyerap aspirasi serta terjun langsung lewat struktur kepengurusan yang dimiliki, JAMAN juga memakai Musra sebagai salah satunya karena bersama organ relawan lainnya," beber Windi.