News Jateng

Angka Kemiskinan dan Pengangguran di Kota Semarang Masih Tinggi

Angka Kemiskinan dan Pengangguran di Kota Semarang Masih Tinggi
Walikota Semarang, Hevearita G Rahayu. (istimewa)

AKURAT.CO Walikota Semarang, Hevearita G Rahayu menyampaikan bahwa angka kemiskinan dan pengangguran di tahun 2022 mengalami kenaikan mencapai 4,5 persen. Hal ini diakibatkan adanya pandemi Covid-19.

Penyampaian tersebut diaampaikan dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) kepada DPRD Kota Semarang pada saat Rapat Paripurna, Kamis (30/3/2023).

Ita menyampaikan angka kemiskinan sebelum adanya pandemi yakni pada tahun 2019 sudah turun mencapai 3,9 persen.

baca juga:

"Pengaruhnya karena ada yang kena PHK, pendapatan berkurang, dan sebagainya. Ini perlu diturunkan lagi pada 2023," kata Ita.

Ita menyampaikan memang masih perlu ada perbaikan pada indeks di Kota Semarang karena memang masih ada ketimpangan antara masyarakat berpendapatan tinggi dan juga yang berpendapatan rendah. Ia menyebut ada tiga kelurahan yang pendapatannya masih rendah atau tergolong kategori miskin. Hal ini yang membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akan memperioritaskan kelurahan-kelurahan tersebut dalam penurunan angka kemiskinan.

"Ada tiga kelurahan yaitu Bandarharjo, Tanjungmas, dan Jomblang," jelasnya.

Tidak hanya angka kemiskinan, Ita juga melaporkan tingkat pengangguran terbuka yang ada di Kota Semarang. Ia menyebut angka pengangguran terbuka di Kota Senarang juga terbilang masih tinggi yakni diangka tujuh persen. Ita menyebut jika angka tersebut masih berada diatas Provinsi maupun nasional yang saat ini berada pada angka 5 dan 6 persen. "Kita harus bisa menurunkan angka TPT (tingkat pengangguran terbuka)," tuturnya. 

Namun Ita juga menyampaikan beberapa capaian positif yang sudh diraih oleh Kota Semarang pada tahun 2022 yakni laju pertumbuhan ekonomi, indeks pembangunan manusia (IPM), angka stunting, inflasi, pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan, dan penanganan Covid-19. Bahkan menurutnya, penanganan Covid-19 membuat beberapa mata anggaran tergeser.

"Peralihan pandemi dari 2020, 2021, dan 2022, tentu mempengaruhi anggaran infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat," ungkapnya. 

Sementara itu, Ketua Panitia Khusus LKPJ 2022, Rukiyanto mengatakan akan segera melakukan rapat dan mengevaluasi laporan Wali Kota Semarang yang tercantum dalam LKPJ. 

"Kami akan segera bahas. Besok baru penjadwalan. Paparan materi dan lain-lain baru hari Senin," jelasnya.